Saturday, September 18, 2010

Tugas Elektronika Gambar Sel-Sel Energi

1. Seng Karbon

  
2.Oksidasi Perak

3.Alkaline
 

4.Lithiun

5. Nikel Kadmiun (NiCad)

6. Timbal Asam ( Aki )

Sejarah Listrik Statis dan Dinamis


Sejarah Listrik Statis
Sesungguhnya fenomena elektrostatik merupakan pemandangan yang sering sekali kita lihat sehari-hari. Beberapa dari kita mungkin pernah iseng menggosokkan penggaris plastik pada tangan kita kemudian mendekatkannya ke rambut teman kita hingga nampak beberapa helai
rambut berdiri karenanya. Atau coba gunakanlah dengan menggunakan balon, gosokkan ke rambut kita kemudian tempelkanlah pada dinding, lihatlah apa yang terjadi ? balon akan menempel pada dinding. Atau dalam skala yang besar fenomena elektrostatik sering anda lihat pada timbulnya petir akibat loncatan muatan listrik statis di ionosfir. 

Beberapa contoh di atas adalah salah satu dari sekian banyak fenomena elektrostatik yang sudah menjadi perhatian manusia sejak ribuan tahun lalu. Sejak zaman Yunani kira-kira 2600 tahun yang lalu, Thales of Miletus telah memperhatikan fenomena sebuah benda fosil mirip kaca atau resin yang digosokan dapat menarik benda-benda tertentu secara “ajaib”, misalnya pakaian yang terbuat dari bulu binatang. Fenomena ini telah menjadi perhatian banyak kalangan sampai berabad-abad kemudian, saat itu fosil tersebut dalam bahasa Yunani dinamai electron, dalam bahasa inggris ini dikenal sebagai batu ambar (amber) berasal dari bahasa Arab anbar. Kejadian alam ini belum dapat dijelaskan secara ilmiah kecuali menganggapnya sebagai sebuah “sihir” semata
            Pada tahun 1600-an, seorang dokter istana Inggris, William Gilbert meneliti “keajaiban” batu ambar tersebut secara ilmiah dan membedakannya dari fenomena kemagnetan. Gilbert menamai gejala batu ambar ini dan gejala apapun yang serupa sebagai Electric (dalam bahasa Yunani batu ambar disebut electron) atau dalam bahasa Indonesia disebut listrik (bukan elektron). Sekarang istilah electric atau listrik dipakai untuk menamai semua gejala yang berhubungan dengan ion (elektron dan proton) serta dinamikanya

Tahun 1700-an, seorang Ilmuan bernama Du Fay menunjukkan bahwa ada dua jenis gejala kelistrikan statik. Pertama bahwa gejala listrik ini dapat menimbulkan efek tarik-menarik pada benda tertentu dan yang kedua dapat menyebabkan tolak-menolak. Dari dua gejala ini disimpulkan terdapat dua jenis sumber listrik (yang kemudian disebut muatan listrik). Du Fay menamakan gejala ini dengan istilah resinous(-) dan vitreous(+).
Seorang ilmuan, sastrawan, politisi dan terutama salah seorang penggagas deklarasi kemerdekaan Amerika, Benjamin Franklin pada tahun 1752 kemudian menyatakan bahwa fenomena kilat dan batu ambar merupakan gejala yang sama dan menamakan (memberi tanda) kedua jenis listrik (muatan listrik) ini sebagai positif (+) dan negatif (-). Penamaan ini dipakai hingga saat ini dan amat membantu dalam menjelaskan gaya elektrostatik Robert A. Millikan (1869-1953) kemudian melakukan eksperimen yang bertujuan mencari harga muatan yang paling kecil yang bisa didapatkan. Percobaan Millikan dikenal sebagai percobaan tetes-minyak (oil-drop).
Percobaan ini dilakukan dengan meneteskan minyak dengan tetesan kecil melalui dua pelat logam dengan beda potensial yang dapat diatur. Medan listrik yang dihasilkan dari kedua pelat akan menarik muatan listrik dari tetesan minyak tadi pada pelat bagian atas, dan jika beda tegangan diatur agar cukup bisa mengimbangi gaya gravitasi pada tetes minyak, maka partikel-partikel minyak yang mengandung muatan tadi akan melayang karena keseimbangan gaya ini. Pada keadaan ini gaya gravitasi (yang dapat kita hitung) sama dengan gaya elektrostatik, sehingga muatan dapat diketahui besarnya.
Nilai g dan E dapat diketahui sedangkan m diukur melalui kecepatan terminal. Millikan mengamati bahwa hasil dari muatan listrik yang diperoleh selalu kelipatan dari 1,602x10-19 C.
Hasil “percobaan tetes minyak” nya didapatkan harga muatan terkecil sebesar 1,6 x 10-19. Harga muatan ini dimiliki oleh partikel terkecil elektron, sehingga bilangan tersebut disebut e (muatan elektron). e = 1,602 x10-19 C

Artinya benda apapun yang bermuatan listrik, muatannya adalah kelipatan bilangan bulat dari harga e (1e, 2e, 3e…). Atas percobaan ini Millikan menerima hadiah Nobel bidang Fisika.  Fenomena bahwa muatan listrik merupakan bilangan bulat dari e dikenal sebagai kuantisasi muatan. Kuantisasi artinya dapat ”dihitung” menjadi bagian-bagian terkecil. Karena muatan elektron sedemikian kecil, maka untuk menghasilkan 1 C saja diperlukan sekitar 6.242.197.253.433.208.489 buah electron. 

Sebagaimana kita ketahui bahwa benda-benda non-konduktor memiliki muatan yang netral. Ini berarti bahwa jumlah muatan positif dan negatif di dalamnya sama. Dan karena setiap benda terdiri dari atom, maka dengan demikian jumlah muatan elektron akan sama dengan inti atom yang notabene bermuatan positif.                                                                                             Jika karena sesuatu hal, elektron dalam atom atau benda berpindah, maka benda atau atom akan kekurangan elektron, dan dengan demikian menjadi bermuatan positif. Benda/atom yang bermuatan positif ini cenderung menetralkan diri sebagai sifat dasarnya, dan ketika bertemu dengan benda lain yang kelebihan elektron, maka benda yang bemuatan positif akan mendekat.
Meskipun terdapat dua jenis muatan (positif dan negatif), namun sesungguhnya kita tidak dapat membedakan benda yang mana yang bermuatan negatif atau positif. Dua jenis muatan ini tidaklah seperti jenis laki-laki dan perempuan yang mudah dibedakan dengan kasat mata. Namun, menurut tradisi, gelas/kaca yang digosok dengan kain sutra merupakan benda bermuatan positif, sedangkan jika digosok dengan kain wol maka akan bermuatan negatif. Dengan demikian benda apapun yang ditolak oleh kaca yang telah digosok oleh kain sutra, maka ia kita sebut bermuatan positif. Demikan juga sebaliknya.
Ketika batang gelas digosok dengan kain sutra, sejumlah elektron dari batang gelas berpindah ke kain sutra sehingga batang gelas kekurangan elektron dan bermuatan positif. Batang gelas yang bermuatan positif akan menarik konduktor yang memiliki elektron bebas, misalnya kertas logam. Mekanisme sebalinya terjadi ketika kita menggosokan wol pada batang gelas, sejumlah elektron justru berpindah dari wol ke batang gelas sehingga batang gelas memiliki muatan negatif berlebih.
Sejarah Listrik Dinamis
André-Marie Ampère (lahir 20 Januari 1775 – meninggal 10 Juni 1836 pada umur 61 tahun) adalah fisikawan dan ilmuwan Perancis yang serba bisa yang juga merupakan salah satu pelopor di bidang listrik dinamis (elektrodinamika). Ia lahir di Polèmièux-au-Mont-d’Or dekat dengan kota Lyon. Ampere merupakan ilmuwan pertama yang mengembangkan alat untuk mengamati bahwa dua batang konduktor yang diletakkan berdampingan dan keduanya mengalirkan listrik searah akan saling tarik menarik dan jika berlawanan arah akan saling tolak menolak (elektromagnetisme).

Tugas Elektronika Teori Listrik Statis dan Dinamis


Pengertian listrik statis dan dinamis

1.Listrik Statis
                Listrik statis merupakan energi yang dimiliki oleh benda bermuatan listrik. Muatan listrik bisa negatif atau positif. Semua zat terbentuk dari atom-atom. Setiap atom mempunyai inti atom yang terdiri dari proton dan elektron yang mengelilinginya. Proton mempunyai muatan listrik positif, dan elektron mempunyai muatan listrik negatif. Ketika dua zat seperti balon dan tangan kamu saling digosokkan, elektron ditarik dari material yang mempunyai daya tarik yang lemah (tangan) dan menempel pada material yang mempunyai daya tarik yang kuat (balon). Hal ini menyebabkan kedua material menjadi bermuatan listrik. Material yang kehilangan elektron menjadi bermuatan positif dan material mendapatkan elektron menjadi bermuatan negatif. Balon dan tangan merupakan listrik netral (jumlah muatan positif dan negatifnya sebanding) sebelum digosok. Karena jumlah muatan positif dan negatifnya sama. Setelah digosok, balon mempunyai muatan negatif berlebih dan tangan mempunyai muatan positif yang berlebih. Muatan listrik yang tidak sejenis saling tarik menarik, sehingga muatan negatif balon ditarik ke muatan positif tangan karena perbedaan muatannya. Perhatikan dalam gambar bahwa tidak ada perubahan jumlah muatan total gabungan. Penggosokan menyebabkan elektron-elektron yang ada bergerak dari satu obyek ke obyek yang lain.  
2.Listrik Dinamis
                Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.

Telaga Warna


Talaga Warna

Long long ago there was a kingdom in West Java. The kingdom was ruled by a king. People called their king His Majesty Prabu. Prabu was a kind and wise king. No wonder if that country was prosperous. There's no hunger in this kingdom.
It was a very happy condition. But it was a pity that Prabu and his queen hadn't got any children. It made the royal couple very very sad. Some old men and women who was respected by Prabu suggested the king to adopt a child. But Prabu and the queen didn't agree. "No, thank you. But for us, our own daughter or son is better than adopted children."
The queen was very sad. She often cried. That was why Prabu decided to go. He went to the jungle. There he prayed to God. Everyday he begged for a child. His dream come true. A few months later, the queen got fregnant. All people in the kingdom felt happy. They sent many presents to the palace to express their happiness.
Nine months later a princess was born. People sent their presents again as a gift to a little princess. This baby grew as a beautiful teenager then.
Prabu and Queen loved their daughter so much. They gave what ever she wanted. It made Princess a very spoiled girl. When her wish couldn't be realized, she became very angry. She even said bad things often. A true princess wouldn't do that. Eventhough the princess behaved badly, her parents loved her, so did the people in that kingdom.
Day by day, the princess grew more beautiful. No girls couldn't compare with her. In a few days, Princess would be 17 years old. So, people of that kingdom went to palace. They brought many presents for her. Their presents gift were very beautiful. Prabu collected the presents. There were really many presents. Then Prabu stored them in a building. Some times he could take them to give to his people.
Prabu only took some gold and jewels. Then she brought them to the goldsmith. "Please make a beautiful necklace for my daughter," said Prabu. "My pleasure, Your Majesty," the goldsmith replied. The goldsmith worked with all his heart and his ability. He wanted to create the most beautiful necklace in the world because he loved his princess.
The birthday came. People gathered in the palace field. When Prabu and queen appeared, people welcomed them happily. Prabu and his wife waved to their beloved people.
Cheers were louder and louder when the princess appeared with her fabulous pretty face. Everybody admired her beauty. Prabu got up from his chair. A lady gave him a small and glamourous pillow. A wonderful necklace was on it. Prabu took that necklace. "My beloved daughter, today I give this necklace to you. This necklace is a gift from people in this country. They love you so much. They presented it for you to express their happiness, because you have growing to a woman. Please, wear this necklace," said Prabu.
Princess accepted the necklace. She looked at the necklace in a glance. "I don't want to accepted it! It's ugly!" shouted the princess. Then she threw the necklace. The beautiful necklace was broken. The gold and jewels were spread out on the floor
Everybody couldn't say anything. They never thought that their beloved princess would did that cruel thing. Nobody spoke. In their silence people heard the queen crying. Every woman felt sad and began crying too. Then everybody was crying.
Then there was a miracle. Earth was crying. Suddenly, from the under ground, a spring emerged. It made a pool of water. The palce was getting full. Soon the place became a big lake. The lake sank all of the kingdom.
Nowadays the water on that lake is not as full as before. There is only a small lake now. People called the lake "Talaga Warna". It is mean "Lake of Colour". It's located in Puncak, West Java. On a bright day, the lake is full of colour. So beautiful and amazing. These colors come from shadows of forest, plants, flowers, and sky arround the lake. But some people said that the colours are from the princess's necklace, which spreads at the bottom of the lake.


Cerpen Pertama


Kisah Firman

        Cerita ini berawal dari seorang anak yang berumur 15 tahun, yang bernama firman, dia tinggal disebuah desa yang bernama desa sukasari bersama kedua orang tuanya dan seorang adik perempuannya bernama Ani, mereka berdua adalah adik kakak yang sangat rukun. Firman sendiri didesa terkenal sebagai anak yang pintar dan ramah terhadap siapa saja.
      Ayah Firman berkerja sebagai petani yang biasa mengurusi sawah milik orang lain, suatu ketika Firma ingin membantu ayahnya bertani disawah.
            "Ayah, bolehkan aku ikut ayah bertani disawah aku ingin sesekali membantu            ayah" pinta Firman terhadap ayahnya,
            "Anakku, kerja disawah itu sangat  berat kamu itu masih kecil lebih baik kamu         membantu ibu dan adikmu dirumah" jawab ayah Firman sembari sedikit menasehati Firman
"Ayah aku mohon aku ingin ikut ayah kesawah, aku ini laki-laki ayah dan aku           bukan anak kecil lagi ayah." Firman merasakan kecewa
"Baiklah kalau itu maumu, kita akan pergi kesawah bersama-sama" ajak ayahnya.
       Sesampainya disawah ayah Firman pun langsung bertani,
Firman pun bingung"apa yang harus aku lakukan, aku tidak pernah bertani sebelumnya"
Firman pun akhirnya memutuskan untuk mencoba mengcangkul tanah,
Ketika Firman dan ayahnya sibuk, tiba-tiba datanglah pemilik sawah yang dapt dibilang salah satu orang yang kaya dan terkenal didesa.
            "Selamat siang pak, ada apa anda dateng ada yang saya dapet bantu?" tanya ayah Firman
" Tidak saya hanya ingin melihat sawah saya"jawab pak dedi,seorang pemilik sawah.
"Itu anak kamu ya?" tanya pak dedi sambil menunjuk Firman
"Iya pak itu anak saya, memang ada apa?" tanya ayah Firman
"Tidak kenapa-kenapa, hei kamu kemari!" pinta pak Dedi sambil memanggil Firman
Firman pun merasa bingung "ada apa pak?"
"Kamu masih sekolah dan apa cita-cita kamu?" tanya pak Dedi terhadap Firman
"Iya saya masih sekolah pak, saya ingin sekolah kedokteran di Jerman dan dengan itu saya berharap bisa merubah nasib keluarga saya pak" jawab Firman
"Wah itu cita-cita yang sangat bagus, bagaimana kalau kamu ikut saya sekolah dijakarta?" ajak pak Dedi
"Ya saya mau pak" jawab Firman
akhirnya pun Firman ikut pak Dedi keJakarta

     Sesampainya dirumah pak Dedi, Firman pun terkagum-kagum dengan rumah pak Dedi yang sangat megah bagaikan istana.
"Wah, indah sekali rumah ini seperti istana" kias Firman
"Tidak juga, sekarang kamu tinggal dirumah ini, kamu anggap ini rumahmu sendiri" kata pak Dedi
"Iya pak Dedi, saya sangat senang dirumah ini" jawab Firman
Dari kejauhan seorang anak melihat Firman dengan rasa iri dan dengki, anak itu bernama
Toni, Toni adalah anak dari pak Dedi dan istrinya.
Toni merupakan anak yang nakal, Toni dan Firman seumuran.
Firman pun mendekatinya "hai, kamu anak pak Dedi ya?, aku Firman salam kenal" kata Firman
"Ngapain kamu kesini, aku gak suka ya ayah aku bawa anak kampung kerumah" jawab Toni dengan kasar
"Maaf kan aku" pinta Firman
"Toni, kamu harus sopan, sekarang kamu kekamar ya man, biar bibi yang antar" kata pak Dedi
   Firman pun segera masuk kamar, dan pergi tidur karena hari itu juga sudah malam.

            Besok harinya dia disekolahkan disekolah yang ternama diJakarta, awal disekolah Firman masih malu-malu karena dia anak pindahan. Lama kelamaan dia mulai bisa beradaptasi.
Disekolah itu dia mempunyai seorang sahabat bernama Rina. Suatu hari iya bertemu dengan sahabat berbaiknya.
“Hai Rin, sedang apa kamu?”Tanya Firman
“Aku lagi membuat sebuah cerpen” jawab Rina
“Wow, temanya tentang apa Rin?” Tanya Firman lagi
“Entar kamu juga tau, kalau cerpen ini sudah jadi” jawab Rina
“Oke deh, pokoknya aku yang ingin pertama kali membacanya Rin” pinta Firman
“Oke sip” jawab Rina
Firman pun pergi menuju kelas,
Sebelumnya Firman tidak mengetahui bahwa Rina jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Firman, dan selama itu cerpen yang dibuat Rina masih belum selesai. Firman terus menunggu cerpen itu dibuat tapi Rina hanya menjawab
“Maaf Fir, cerpen itu belum selesai aku masih menunggu kisah berikutnya”
“Baik aku akan menunggu cerpenmu Rin” jawab Firman setiap mendengar jawaban Rina
           
Dua tahun pun berlalu Firman masih menunggu untuk dapat membaca cerpen itu, sekarang Firman pun sudah duduk dikelas tiga SMA tetapi semua rahasia Rina dia belum ketahui. Firman pun memiliki wanita idaman yang lain, yang membuat Rina sakit hati dan hanya bisa menanggis “aku tidak sanggup menahan semua ini, memang mungkin dia bukan milikku” itulah ungkapan yang selalu diungkapan oleh Rina ketika iya menanggis.
            Suatu hari Firman pun menemukan wanita idaman itu dia pun bercerita dengan Rina tentang hal itu.
“Rin aku menemukan wanita yang aku idam-idamkan selama ini, aku ingin bisa dekat dia  Rin” curhat Firman
Rina pun hanya tersenyum mendengar semua ini, seakan ikut bahagia walaupun dia merasakan sakit yang amat dalam.
            Setelah kejadian itu ternyata benar Firman pun bisa dekat dengan wanita idamannya karena suatu kerja kelompok dan dia dipasangkan oleh wanita itu.
            “Hei, kita sekelompok ya, siapa nama kamu?” Tanya Firman dengan groginya
            “Namaku Bunga, nama kamu siapa?” jawab gadis itu, sembari bertanya lagi nama laki-laki dihadapannya.
            “Nama yang bagus, namaku Firman, senang dapat berkenalan denganmu.” Jawab Firman
            “Terima kasih. Iya aku juga senang mulai sekarang aku mengharapkan kerja samanya ya.” Jawab Bunga, sembari memegang Tanya Firman
Rina pun melihat hal itu juga, Rina pun hanya bisa lari dan menanggis, semenjak kejadian itupun hubungan Rina dengan Firman pun merenggang.
            Sebulan kemudian, Rina pun mengetahui bahwa Firman pun telah terikat oleh sebuah tali percintaan dengan Bunga, atau dapat disebut mereka berdua pacaran.
Hati Rina pun hancur dia kehilangan laki-laki yang dia idam-idamkan dan sahabat terbaiknya,
Hari-hari Rina pun dilewati dengan tangis, dan kesendirian. Berbeda dengan Firman hari-harinya dipenuhi dengan tawa dan canda, akibatnya seluruh nilai Firman pun merosot, awalnya dia dikenal salah satu anak yang sangat pintar tetapi sekarang berubah, Firman pun dicap sebagai anak yang tidak akan lulus UN dan dia diancam dikembalikan kekampung oleh keluarga pak Dedi.
“Firman jika terus nilaimu merosot begini saya akan memulangkan kamu kekampung, saya kecewa denganmu” tegur pak Dedi dengan pebuh rasa kecewa
“Maafkan saya pak, saya berjanji disemester ini akan memperbaiki nilai saya yang merosot ini.” Janji Firman terhadap pak Dedi.
           
Suatu malam Firman pun pergi jalan-jalan untuk merasakan indahnya malam, tiba-tiba disuatu tempat yang bisa dibilang sepi dia melihat Bunga sang kekasih berdua-duan dengan mesra bersama laki-laki lain. Hati Firman pun hancur, dia pun menuju kedua orang itu.
“Sumpah, teganya kamu selingkuh dengan laki-laki lain, aku kecewa sama kamu, sekarang hubungan kita sampai sini, KITA PUTUS!.” Seru Firman dengan penuh emosi.
“Maafkan aku, aku tidak bermaksud bikin kamu sakit hati tapi memang aku yang salah, sekali lagi maafkan aku” jawab Bunga dengan isak tangis
Firman pun pergi meninggalkan mereka berdua, dia pun pulang dengan perasaan hancur.
            Suatu hari ketika Firman mencari Rina, dia menemukan sebuah cerpen karena Firman penasaran dia pun membaca cerpen itu, dia pun tersentak kaget isi dari cerpen yang dia ingin baca selama ini berisi tentang dirinya, dan rasa yang dirasakan oleh Rina. Firman pun segera mencari Rina, dia tidak menemukan Rina dimana pun.
            Akhirnya Firman bertemu dengan Rina yang sedang menghayal sendiri ditaman, Firman pun langsung mengungkapkan semua hal yang iya tau.
“Rin maaf kan aku, aku tidak tahu bahwa kau merasakan hal itu, sebenarnya dari awal aku juga merasakan hal itu tetapi aku tidak mau hubungan persahabatan kita hancur.”
Kata Firman dengan mata berkaca-kaca
“Ya aku juga, sepertinya semuanya kau sudah ketahui mengapa cerpen itu belum selesai, tapi semua terlambat kisah ini aku akan kenang selamanya, dan cerpen ini akan berakhir seperti ini, lebih baik kita memang hanya menjadi sahabat.” Rina menyatakan hal itu dengan air mata yang deras melinang dan segera pergi.
Firman pun membiarkan hal itu, Firman pun berusaha meminta maaf setiap hari akhirnya hubungan Firman dengan Rina pun membaik, dan nilainya pun kembali baik, dan dia behasil mendapatkan kelulusan dengan nilai yang sangat membanggakan. Dan dia mendapatkan beasiswa yang iya harapkan selama ini dia berhasil mendapatkan beasiswa kedokteran diuniversitas diJerman.
            Lima tahun pun berlalu dan dia berhasil lulus diperguruan itu dan pulang dengan bangganya, dan dia berhasil membahagiakan orang tuanya, dan suatu ketika dia bertemu dengan Rina yang ternyata sudah menjadi dokter yang hebat. 
Mereka pun kembali dekat, dan kata cinta pun terlontar dari kedua mulut pasangan itu dan mereka pun menjalin percintaan, dan cerpen itu pun selesai dengan ending yang bahagia.


Selesai

Story about Malin Kundang


Malin Kundang

At a time, a family life is coastal fishermen in the coastal region of Sumatra. Family consists of father, mother and a son who was named Malin Kundang. Because the financial condition of the family concern, the father decided to find sustenance in the land opposite the sea with a wide.
So stay the Malin and his mother in their gubug. Week, two weeks, a month, two months and 1 year is even more length, the father also does not master to return to village homes. So her mother must replace the master position of the father to seek sustenance. Including children master the intelligent but a little brassy. He often pursue beat it with the chicken and brush. One day when the master is being chicken chase, he tripped on a stone and injured right arm exposed stone. Wound became former in his arms and can not be lost.
Go after the adults, Malin Kundang compassionate with her mother that bone throw down forcefully find sustenance to raise himself. He thought to find sustenance in the country with the hope that later on when to return to home, he has become a rich feast. Interested in the master calls a merchant ship captain who was poor now have become a rich feast.
Malin Kundang meant to describe her mother. His mother initially agree less with the intent Malin Kundang , but because the master continues to insist, Mrs. Kundang master finally agreed despite the heavy heart. After the stock and preparing equipment its enough, master the right to transfer to the pier by her mother. "Son, if you are successful and become a street person, you do not forget your mother and the village your page this, sonny," said Mrs. Kundang master while watering well.
Ship master who climbed the longer the distance the hands of Mother accompanied waff master Kundang. During his time in the ship, master Kundang lot to learn about piloting the ship on the children who have experienced. On the way, suddenly climbed the ship master Kundang attack by the pirate. All commodity traders who are in the ship seized by pirate. Even most of the crew and people who are in the vessels were killed by the pirate. Kundang master himself very lucky not be killed by the pirate, because when the event occurs, immediately master hiding in a small space by a closed timber.
Master Kundang float in the sea, until finally the ship in its overlapping stranded on a beach. With the remainder of the existing master Kundang to walk towards the village from the nearest beach. until its  in the village, master Kundang fed by people in the village after the incident told override its. Master village where the village is located very fertile. With tenacity and work in its persistence, old master to be a successful run that rich. He has a lot of ships trading with the number of children the fruit of more than 100 people. After becoming rich, master Kundang gain a girl to become his wife.
News Kundang master who has become rich and have been married to the mother until the master Kundang. Mother master Kundang feel very grateful and happy children have been successful. Since that time, the mother Kundang master every day to go to the dock, that may await their children to take home pages.
After some long married, master, and his wife do with the cruise ship that big and beautiful ship, along with children's fruit and his bodyguard hat many. Mother Kundang the master wait ren every day, see a very beautiful ship, the entrance to the port. He saw two people standing on the boat deck. He believes if the current stand is that their children master Kundang along with his wife.
Kundang master's ship is going down. He was greeted by his mother. After quite close, his mother saw teens injured in arm right person, the more his mother believe that he is a master Kundang approach. "Master Kundang, son, why you go so long without sending you?", He said while enclasp Kundang master. But what happens then? Malin Kundang immediately release the clasp and encouraged his mother to drop. "Women do not know themselves, confess it as a careless mother," said the master Kundang mother. Master Kundang feign not to recognize her mother, because of the shame that his mother is old and wear tattered clothes.
The woman your mother? "Ask Kundang master's wife." No, it was only a beggar who ostensibly claim to the mother to get my property, "his wife respond to the master. Hearer statement and treated haphazardly by his son, the mother is very Kundang master angry. He does not suspect her son to become a rebel child. his anger Because of the climb, the capital master rear right hand and said "Oh God, if it is true my son, I oath he became a stone." Not long after the fast wind rumble terrible storm came and destroyed the ship master Kundang. After that the body slowly master Kundang stiffen the long run and finally shaped into a coral reef.

Moral message: As a child, never forget all the services, particularly to parents who have a mother and raise the children, especially if to a child who became a rebel. Parents is a rebel to the one sin that will be certified by their own children.

The Task of The English Language Articles


Adolescent Monkey Bridge


         Nowadays, teenagers have become a monkey malignant disease in the middle of the community, given that the adolescent is a seed holder calyx state government in the future. Worse, many teenagers suspected hoax cases have restless community, such as cases of theft, such as cases of immoral sex free, rape, even murder. By various media practitioners and even the social observer this has a lot of attention and sought red his thread. However, so far as this business is not visible and the goal seemed to only as news in the mass media.
             In fact, such a hoax going on normal adolescent self because at that time they are in transition: the adult children. As thoughts emile Durkheim (in Soerjono Soekanto, 1985: 73), deviant behavior or evil, if in certain limits is considered as a normal social fact. Related to adolescent mischief, in his book titled "Rules of Sociological Method" mentioned that in certain limits is normal because the monkey may not remove completely. Thus, the normal behavior as far as saying this behavior does not cause unrest in society, this behavior occurs in certain limits and views on a deed that is not intentional. However, in contrast with the thought, the fact that of late there is a deliberate hoax adolescents, ie, done with awareness. worry!

The influence of psychological


             Youth, as said above, which is the transition from child to adult, has the potential to do great things deviate from the conditions (read: behavioral) normal. As there is turbulence in themselves to do anything different with the others around him, things that are considered normal by most people. Concur with it, Becker (in Soerjono Soekanto, 198: 86), said that they have the sheer encouragement to do so. Indeed, it is because every human being is basically a certain encouragement to violate the particular situation. Instead, it is considered normal that people can refrain from a stimulus-stimulus to depart. Obviously, such a stimulus that is based on various things, such as the motif to search for sensation, even as the nature of adolescents in the age that are identified through the stage, made from such a figure or idol who deems.
 
Environment, forming Teen Characters

             In addition to the influence of psychology, the environment also have a vital influence in the formation of character is next adolescent will role in the process of socialization as social beings, including the role for a hoax or not. A person can be ugly or bad because of living in a bad environment (Eitzen, 1986:10). More criticized, such a condition allows someone (read: teenagers) to detour because the environment has experienced social disorganization, so that the values and norms that have been obsolete or apply as if the live / as a symbol. In other words, sanctions that are already as if 'no' more valid.
Adolescent such that by Kartini Kartono (1988: 93) referred to as children with disabilities or social disabilities are actually experiencing mental demoralization or gradation moral degeneration. In addition to the above social conditions, family situation was very determined, especially the education of parents as an effort to character formation (character building) children.
As evidence, Masngudin HMS, in a research about the relationship between the attitudes of parents in their child's education to the level of naughtiness in Pondok Pinang, Jakarta, said that one of the monkey is in the attitude of parents educate their children. From 30 correspondents, they are authoritarian parents of 5 respondents (16.6%), overprotection 3 of respondents (10%), less attention to 12 respondents (40%), and not at all 10 respondents (33.4%). Data from all respondents whose parents did not pay attention at all to do mischief, and special attention to the missing 11 of 12 respondents do special wickedness.
Associated with the formation of character, research that is enough proof of vitality into family education. Families with repressive (always give punishment) and the authoritarian nature will tend to form a hard time on their children so that more potential for 'aggressive', or vice versa for those who are not psychic strong forms of discipline on the parents will make the nature of 'soft' or weak. This is different from the form of prefentif or giving advice and praise, even the provision of opportunities for youth to express ideas. They will tend to be private can appreciate other people, and different behavior from a more distant form of diversion.
An interesting any posts, Samuel Smiles (1887) notes in his book Life and Labor: planting a thought, and you will reap the action. Of action is, and you will reap a habit. Embed a habit, and you will reach the characters. Embed a character and you reap a goal. Go from the wise words, character is a capital initial results from the interaction a person, including youth, to achieve a life filled with tranquility soon. Unfortunately, the establishment has not yet been fully implemented in a number of families, seen from the process of education that seemed to spoil the child, even the sybaritic educational progress by the time of (read: globalization).
 Yes, the teenage characters and ultimately the various cases of mischief is not far from globalization, especially in the areas of technology, and westernisasi (be Western culture). The other, as already announced a variety of media, cases of smack down that have had high ratings in the television impressions of Indonesia has taken a distinctive position among the children / adolescents. They necessarily practice with the scenes such as these that ultimately make a form of youth crime.
In addition, a variety of pornographic scenes on television from the light-weight case has become a form of educational values that should not be done on teenagers. They actually require Feed nutrients such as educating the spectacle that reflects the human intellectual, intellectual, or academic, has been in poison with various scenes of the girls even more sexual / severe. Such shooting is apparently very soft character building where each child / adolescent.
Permanent secretary in the Ministry of Foreign Affairs of Singapore, Kishore Mahbubani (in John Naisbitt in his book titled "Megatrends Asia)," ask the West for not more "lecture-to-i" Asian people do not because the West has the moral qualifications (moral standing) to tell other people what to do. He assumes that the West has been distracted. This should be basic so that people no longer worship in the West as the standard association (especially for adolescents). And can not be denied that the actual culture is a culture that many in the West by influence in the case of a very poor actual load values orient. Which is less load value decency and ethics.
In response to the polemic, there must be serious and continuous handling by the various elements of society. First, parents should always develop a character (character building) children, namely to build a child lives with the character / nature of the values of goodness. Important role in educating the family values of children since parents must be made early can be a maestro of the fruit not falling far from the tree. In short, parents should also have good also. that can be used as a precedent by children. Remember the piece goes,
Second, now that school is like a second home for children should be able to create a school culture that are relevant to the psychological development of adolescents: the culture of positive character formation. For example, non-violence education, and many students avoid cheating on such cultural mencontek who also is one of the stages of adolescent mischief light. Award for student achievement is very necessary for fighting the ethics, such as thanks or giving praise, and learning the responsibilities of such apologize by both students and teachers when making a mistake. By Japan and this has grown in a long time on the students.
In addition, educational ethics / morality is effort must remain theoretical. Pancasila education / citizenship and religion with moral values at this time seemed to be abandoned because a number of start many more interested students to learn and develop the exact sciences or social. This is the task of the teacher or the curriculum to make subjects more interesting to students in the eye and the soul can be a healing herb in the formation of character.
 Finally, with all parties, including the government in the case of adolescents and the hoax of various policies, I hope the monkey does not become a teenager, just a monkey on a normal teenage self in 'enjoy' his adolescence as a philosopher, Kahlil Gibran said that any child - children have their own generation and the world. Hopefully the young people grow into adolescents Indonesia that is able to dedicate the triumph of good character with a name so that Indonesia is also broadcasted to the world.

The End