Kisah Firman
Cerita ini berawal dari seorang anak yang berumur 15 tahun, yang bernama firman, dia tinggal disebuah desa yang bernama desa sukasari bersama kedua orang tuanya dan seorang adik perempuannya bernama Ani, mereka berdua adalah adik kakak yang sangat rukun. Firman sendiri didesa terkenal sebagai anak yang pintar dan ramah terhadap siapa saja.
Ayah Firman berkerja sebagai petani yang biasa mengurusi sawah milik orang lain, suatu ketika Firma ingin membantu ayahnya bertani disawah.
"Ayah, bolehkan aku ikut ayah bertani disawah aku ingin sesekali membantu ayah" pinta Firman terhadap ayahnya,
"Anakku, kerja disawah itu sangat berat kamu itu masih kecil lebih baik kamu membantu ibu dan adikmu dirumah" jawab ayah Firman sembari sedikit menasehati Firman
"Ayah aku mohon aku ingin ikut ayah kesawah, aku ini laki-laki ayah dan aku bukan anak kecil lagi ayah." Firman merasakan kecewa
"Baiklah kalau itu maumu, kita akan pergi kesawah bersama-sama" ajak ayahnya.
Sesampainya disawah ayah Firman pun langsung bertani,
Firman pun bingung"apa yang harus aku lakukan, aku tidak pernah bertani sebelumnya"
Firman pun akhirnya memutuskan untuk mencoba mengcangkul tanah,
Ketika Firman dan ayahnya sibuk, tiba-tiba datanglah pemilik sawah yang dapt dibilang salah satu orang yang kaya dan terkenal didesa.
"Selamat siang pak, ada apa anda dateng ada yang saya dapet bantu?" tanya ayah Firman
" Tidak saya hanya ingin melihat sawah saya"jawab pak dedi,seorang pemilik sawah.
"Itu anak kamu ya?" tanya pak dedi sambil menunjuk Firman
"Iya pak itu anak saya, memang ada apa?" tanya ayah Firman
"Tidak kenapa-kenapa, hei kamu kemari!" pinta pak Dedi sambil memanggil Firman
Firman pun merasa bingung "ada apa pak?"
"Kamu masih sekolah dan apa cita-cita kamu?" tanya pak Dedi terhadap Firman
"Iya saya masih sekolah pak, saya ingin sekolah kedokteran di Jerman dan dengan itu saya berharap bisa merubah nasib keluarga saya pak" jawab Firman
"Wah itu cita-cita yang sangat bagus, bagaimana kalau kamu ikut saya sekolah dijakarta?" ajak pak Dedi
"Ya saya mau pak" jawab Firman
akhirnya pun Firman ikut pak Dedi keJakarta
Sesampainya dirumah pak Dedi, Firman pun terkagum-kagum dengan rumah pak Dedi yang sangat megah bagaikan istana.
"Wah, indah sekali rumah ini seperti istana" kias Firman
"Tidak juga, sekarang kamu tinggal dirumah ini, kamu anggap ini rumahmu sendiri" kata pak Dedi
"Iya pak Dedi, saya sangat senang dirumah ini" jawab Firman
Dari kejauhan seorang anak melihat Firman dengan rasa iri dan dengki, anak itu bernama
Toni, Toni adalah anak dari pak Dedi dan istrinya.
Toni merupakan anak yang nakal, Toni dan Firman seumuran.
Firman pun mendekatinya "hai, kamu anak pak Dedi ya?, aku Firman salam kenal" kata Firman
"Ngapain kamu kesini, aku gak suka ya ayah aku bawa anak kampung kerumah" jawab Toni dengan kasar
"Maaf kan aku" pinta Firman
"Toni, kamu harus sopan, sekarang kamu kekamar ya man, biar bibi yang antar" kata pak Dedi
Firman pun segera masuk kamar, dan pergi tidur karena hari itu juga sudah malam.
Besok harinya dia disekolahkan disekolah yang ternama diJakarta, awal disekolah Firman masih malu-malu karena dia anak pindahan. Lama kelamaan dia mulai bisa beradaptasi.
Disekolah itu dia mempunyai seorang sahabat bernama Rina. Suatu hari iya bertemu dengan sahabat berbaiknya.
“Hai Rin, sedang apa kamu?”Tanya Firman
“Aku lagi membuat sebuah cerpen” jawab Rina
“Wow, temanya tentang apa Rin?” Tanya Firman lagi
“Entar kamu juga tau, kalau cerpen ini sudah jadi” jawab Rina
“Oke deh, pokoknya aku yang ingin pertama kali membacanya Rin” pinta Firman
“Oke sip” jawab Rina
Firman pun pergi menuju kelas,
Sebelumnya Firman tidak mengetahui bahwa Rina jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Firman, dan selama itu cerpen yang dibuat Rina masih belum selesai. Firman terus menunggu cerpen itu dibuat tapi Rina hanya menjawab
“Maaf Fir, cerpen itu belum selesai aku masih menunggu kisah berikutnya”
“Baik aku akan menunggu cerpenmu Rin” jawab Firman setiap mendengar jawaban Rina
Dua tahun pun berlalu Firman masih menunggu untuk dapat membaca cerpen itu, sekarang Firman pun sudah duduk dikelas tiga SMA tetapi semua rahasia Rina dia belum ketahui. Firman pun memiliki wanita idaman yang lain, yang membuat Rina sakit hati dan hanya bisa menanggis “aku tidak sanggup menahan semua ini, memang mungkin dia bukan milikku” itulah ungkapan yang selalu diungkapan oleh Rina ketika iya menanggis.
Suatu hari Firman pun menemukan wanita idaman itu dia pun bercerita dengan Rina tentang hal itu.
“Rin aku menemukan wanita yang aku idam-idamkan selama ini, aku ingin bisa dekat dia Rin” curhat Firman
Rina pun hanya tersenyum mendengar semua ini, seakan ikut bahagia walaupun dia merasakan sakit yang amat dalam.
Setelah kejadian itu ternyata benar Firman pun bisa dekat dengan wanita idamannya karena suatu kerja kelompok dan dia dipasangkan oleh wanita itu.
“Hei, kita sekelompok ya, siapa nama kamu?” Tanya Firman dengan groginya
“Namaku Bunga, nama kamu siapa?” jawab gadis itu, sembari bertanya lagi nama laki-laki dihadapannya.
“Nama yang bagus, namaku Firman, senang dapat berkenalan denganmu.” Jawab Firman
“Terima kasih. Iya aku juga senang mulai sekarang aku mengharapkan kerja samanya ya.” Jawab Bunga, sembari memegang Tanya Firman
Rina pun melihat hal itu juga, Rina pun hanya bisa lari dan menanggis, semenjak kejadian itupun hubungan Rina dengan Firman pun merenggang.
Sebulan kemudian, Rina pun mengetahui bahwa Firman pun telah terikat oleh sebuah tali percintaan dengan Bunga, atau dapat disebut mereka berdua pacaran.
Hati Rina pun hancur dia kehilangan laki-laki yang dia idam-idamkan dan sahabat terbaiknya,
Hari-hari Rina pun dilewati dengan tangis, dan kesendirian. Berbeda dengan Firman hari-harinya dipenuhi dengan tawa dan canda, akibatnya seluruh nilai Firman pun merosot, awalnya dia dikenal salah satu anak yang sangat pintar tetapi sekarang berubah, Firman pun dicap sebagai anak yang tidak akan lulus UN dan dia diancam dikembalikan kekampung oleh keluarga pak Dedi.
“Firman jika terus nilaimu merosot begini saya akan memulangkan kamu kekampung, saya kecewa denganmu” tegur pak Dedi dengan pebuh rasa kecewa
“Maafkan saya pak, saya berjanji disemester ini akan memperbaiki nilai saya yang merosot ini.” Janji Firman terhadap pak Dedi.
Suatu malam Firman pun pergi jalan-jalan untuk merasakan indahnya malam, tiba-tiba disuatu tempat yang bisa dibilang sepi dia melihat Bunga sang kekasih berdua-duan dengan mesra bersama laki-laki lain. Hati Firman pun hancur, dia pun menuju kedua orang itu.
“Sumpah, teganya kamu selingkuh dengan laki-laki lain, aku kecewa sama kamu, sekarang hubungan kita sampai sini, KITA PUTUS!.” Seru Firman dengan penuh emosi.
“Maafkan aku, aku tidak bermaksud bikin kamu sakit hati tapi memang aku yang salah, sekali lagi maafkan aku” jawab Bunga dengan isak tangis
Firman pun pergi meninggalkan mereka berdua, dia pun pulang dengan perasaan hancur.
Suatu hari ketika Firman mencari Rina, dia menemukan sebuah cerpen karena Firman penasaran dia pun membaca cerpen itu, dia pun tersentak kaget isi dari cerpen yang dia ingin baca selama ini berisi tentang dirinya, dan rasa yang dirasakan oleh Rina. Firman pun segera mencari Rina, dia tidak menemukan Rina dimana pun.
Akhirnya Firman bertemu dengan Rina yang sedang menghayal sendiri ditaman, Firman pun langsung mengungkapkan semua hal yang iya tau.
“Rin maaf kan aku, aku tidak tahu bahwa kau merasakan hal itu, sebenarnya dari awal aku juga merasakan hal itu tetapi aku tidak mau hubungan persahabatan kita hancur.”
Kata Firman dengan mata berkaca-kaca
“Ya aku juga, sepertinya semuanya kau sudah ketahui mengapa cerpen itu belum selesai, tapi semua terlambat kisah ini aku akan kenang selamanya, dan cerpen ini akan berakhir seperti ini, lebih baik kita memang hanya menjadi sahabat.” Rina menyatakan hal itu dengan air mata yang deras melinang dan segera pergi.
Firman pun membiarkan hal itu, Firman pun berusaha meminta maaf setiap hari akhirnya hubungan Firman dengan Rina pun membaik, dan nilainya pun kembali baik, dan dia behasil mendapatkan kelulusan dengan nilai yang sangat membanggakan. Dan dia mendapatkan beasiswa yang iya harapkan selama ini dia berhasil mendapatkan beasiswa kedokteran diuniversitas diJerman.
Lima tahun pun berlalu dan dia berhasil lulus diperguruan itu dan pulang dengan bangganya, dan dia berhasil membahagiakan orang tuanya, dan suatu ketika dia bertemu dengan Rina yang ternyata sudah menjadi dokter yang hebat.
Mereka pun kembali dekat, dan kata cinta pun terlontar dari kedua mulut pasangan itu dan mereka pun menjalin percintaan, dan cerpen itu pun selesai dengan ending yang bahagia.
Selesai
No comments:
Post a Comment